Dapatkan Keuntungan Halal

Rabu, 28 Desember 2011

Laporan Praktikum Biologi Parasitologi Modul 1


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mikosis superfisialis merupakan kelompok penyakit yang sering dijumpai disebabkan oleh infeksi jamur. Penyebab terbanyak penyakit ini adalah jamur golongan dermatofita, spesies kandida dan malassezia furfur.
Mikosis dibagi menjadi dua, yaitu mikosis superfisialis dan mikosis profunda. Mikosis superfisialis juga dibagi menjadi dua, yaitu dermatofitosis dan nondermatofitosis. Dermatofitosis terdiri dari tinia kapitis, tinea barbe, tinea kruris, tinea pedis atau tinea manus, tinea unguium dan tinea korporis. Sedangkan non dermatofitosis terdiri dari pitiriasis vesikolor, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra Palmaris, otomikosis dan keratomikosis.
Pada praktikum ini hanya akan dibahas mengenai mikosis superfisialis dermatofitosis yaitu, jamur-jamur yang biasa berada atau menginfeksi bagian kulit kepala, selangkangan, vagina dan punggung atau bagian tubuh lainnya yang sudah terinfeksi seperti panau.
Untuk menegakkan diagnosis penyakit mikosis ini tidaklah sulit, gambaran klinis biasanya sangat karakteristik dan dapat membantu menegakkan diagnosis. Namun terkadang kita juga membutuhkan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan langsung menggunakan preparat KOH 10% dan minyak imersi.
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukanlah praktikum ini untuk membuktikan keberadaan jenis-jenis dermatofitosis pada bagian kulit yang mungkin terinfeksi.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ni yaitu untuk mengetahui jamur yang terdapat pada ketombei dikulit kepala, selangkangan, kulit yang terinfeksi panu dan jamur yang terdapat pada daerah vagina


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Jamur pada kulit kepala
Piedra merupakan infeksi jamur pada rambut, berupa tonjolan, keras melekat pada rambut. Ada dua jenis piedra yaitu : Piedra hitam dan Piedra putih. Piedra hitam merupakan infeksi jamur pada rambut kepala yang disebabkan oleh  Piedraia hortai. Infeksi terjadi karena rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terinfeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang keras pada rambut yang berwarna coklat kehitaman. Benjolan sulit dilepaskan jika dipaksakan rambut akan patah. Penderita tidak mengalami gangguan hanya pada saat menyisir rambut mengalami kesulitan.
Adapun klasifikasi dari jamur ini yaitu :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Euascomycetes
Order : Dothideales
Family : Piedraiaceae
Genus : Piedraia
Spesies : Piedra hortai
Bahan pemeriksaan berasal dari potongan rambut yang terinfeksi, dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %.  Hasil mikroskopik akan tampak hifa yang padat berwarna tengguli dan ditemukan askus yang mengandung askospora. Piedra putih merupakan infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon cutaneum. Infeksi terjadi karena  rambut kontak dengan spora jamur. Rambut yang terifeksi mengalami kelainan berupa benjolan yang tidak berwarna. Bahan pemeriksaan berasal dari rambut yang terinfeksi dilakukan pemeriksaan langsung dengan menggunakan KOH 10 %. Tampak anyaman hifa yang padat tidak berwarna atau putih kekuningan, ditemukan arthrospora pada ujung hifa (Anonymous 2011)

B.       Jamur pada selangkangan
Dermatophytosis adalah setiap infeksi fungal superfisial yang disebabkan oleh dermatofit dan mengenai stratum korneum kulit, rambut dan kuku, termasuk onikomikosis dan berbagai macam bentuk tinea. Disebut juga epidermomycosis dan epidermophytosis.
Adapun klasifikasi dari jamur yang terdapat pada selangkangan yaitu :
Kingdom   : Fungi
Phylum     : Ascomycota
Class         : Saccharomycetes
Order        : Saccaharomycetaceles
Family      : Saccharomycetaceae
Genus       : Epidermophyton
Spesies      : Epidermophyton floccosum.
 Jamur dermatofit dinamai sesuai dengan genusnya (mycrosporum, trichophyton, dan epidermophyton) dan spesiesnya misalnya, microsporum canis, t. rubrum). Beberapanya hanya menyerang manusia (antropofilik), dan yang lainya terutama menyerang hewan (zoofilik), walau kadang bisa menyerang manusia. Apabila jamur hewan menimbulkan lesi dikulit pada manusia, keberadaaan jamur tersebut sering menyebabkan suatu reaksi inflamasi yang hebat (misalnya, cattle ringworm).
Jenis Epidermophyton terdiri dari dua jenis; Epidermophyton floccosum dan Epidermophyton stockdaleae. E. stockdaleae dikenal sebagai non-patogenik, sedangkan E. floccosum satu-satunya jenis yang menyebabkan infeksi pada manusia. E. floccosum adalah satu penyebab tersering dermatofitosis pada individu tidak sehat. Menginfeksi kulit (tinea corporis, tinea cruris, tinea pedis) dan kuku (onychomycosis). Infeksi terbatas kepada lapisan korneum kulit luar. koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari. Diikuti inkubasi pada suhu 25 ° C pada agar potato-dextrose, koloni kuning kecoklat-coklatan (Anonymous, 2011)



C.      Jamur pada kulit kepala
Pitiriasis versikolor yang disebabkan Malassezia furfur Robin (BAILLON 1889) adalah penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan subyektif, berupa bercak skuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.  Pitiriasis versikolor adalah penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis. Pada kulit terdapat flora normal yang berhubungan dengan timbulnya pitiriasis versikolor ialah Ptyrosporum orbiculare yang berbentuk bulat atau Ptyrosporum ovale yang berbentuk oval. Keduanya merupakan organisme yang sama, dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, misalnya suhu, media, dan kelembaban.
Adapun klasifikasi dari jamur penyebab terjadinya ketombe pada kulit kepala yaitu :
Kerajaan   : Fungi
Divisio      : Basidiomycota
Kelas        : Hymenomycetes
Ordo         :Tremellales
Familia      : Filobasidiaceae
Genus       : Malassezia
Spesies       : Malassezia furfur
Malassezia furfur merupakan fase spora dan miselium. Faktor predisposisi menjadi patogen dapat endogen atau eksogen. Endogen dapat disebabkan diantaranya oleh defisiensi imun. Eksogen data karena factor suhu, kelembaban udara, dan keringat. Kelainan kulit pitiriasis versikolor sangat superficial dan ditemukan terutama di badan. Kelainan ini terlihat sebagai bercak-bercak berwarna-warni, bentuk tidak teratur samai teratur, batas jelas sampai difus. Bercak-bercak tersebut berfluoresensi bila dilihat dengan lampu Wood. Bentuk papulo-vesikular dapat terlihat walaupun jarang. Kelainan biasanya asimptomatik sehingga kadang penderita tidak mengetahui bahwa ia berpenyakit tersebut. Kadang-kadang penderita dapat merasakan gatal ringan, yang merupakan alasan berobat. Pseudoakromia, akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan pengaruh toksik jamur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan penderita. Penyakit ini sering dilihat pada remaja, walaupun anak-anak dan orang dewasa tua tidak luput dari infeksi. Menurut BURKE (1961) ada beberapa factor yang mempengaruhi infeksi, yaitu factor herediter, penderita yang sakit kronis atau yang mendapat pengobatan steroid dan malnutrisi.Efloresensi berupa macula yang data hipopigmentasi, kecoklatan keabu-abuan atau kehitaman dalam berbagai ukuran dengan skuama halus di sekitarnya. Pemeriksaan pembantu dengan sinar Wood menghasilkan fluoresensi keemasan, dengan pemeriksaan mikroskopik preparat KOH 20% dari kerokan kulit tampak kelompok hifa pendek tebal 3-8m, dikelilingi spora berkelompok berukuran 1-2m (Siregar,2004)
Diagnosis biasanya ditegakkan dengan pemeriksaan potassium hydroxide (KOH), yang menunjukkan gambaran hifa dengan cigar-butt yang pendek. Penemuan KOH tentang spora dengan miselium pendek telah dianggap serupa dengan gambaran spaghetti and meatballs atau bacon and eggs sebagai tanda khas panu. Untuk visualisasi yang lebih baik, gunakan pewarnaan dengan tinta biru, tinta Parker, methylene blue stain, atau Swartz-Medrik stain dapat ditambahkan pada persiapan atau preparat KOH (Siregar 2004).
D.      Jamur pada vagina ( kandidiasis vagina)
 kandidiasis vagina disebabkan oleh mikroorganisme jamur yang disebut Candida albicans. kandidiasis vagina juga dapat disebut thrush vagina.
Jamur ragi yang menyebabkan kebanyakan kasus kandidiasis vagina, Candida albicans, biasanya tinggal di beberapa tempat di tubuh, seperti mulut dan vagina, dalam keseimbangan tertentu dengan mikroorganisme lainnya, seperti bakteri. Namun, beberapa faktor atau kondisi dapat menyebabkan pertumbuhan berlebih dari Candida albicans dan menyebabkan kandidiasis vagina.
Adapun  Klasifikasi dari jamur Candida albicans yaitu :
Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Class : Saccharomycetes
Order : Saccaharomycetaceles
Family : Saccharomycetaceae
Genus : Candida
Spesies : Candida Albican
Perempuan beresiko untuk kandidiasis vagina termasuk mereka minum antibiotik yang kuat, terutama untuk jangka waktu yang panjang. Antibiotik membunuh bakteri, yang dapat mengubah keseimbangan mikroorganisme di vagina, serta di mulut, dan tempat-tempat lain dalam tubuh. Hal ini dapat mengakibatkan proliferasi ragi dan kandidiasis vagina. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi ragi atau sariawan pada mulut (thrust oral) dan saluran pencernaan (gastroenteritis).
wanita hamil dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih mungkin untuk mengembangkan kandidiasis vagina dan memiliki serangan berulang infeksi ragi. Perempuan dengan sistem kekebalan yang lemah termasuk orang-orang dengan HIV / AIDS atau mereka mengambil obat steroid atau kemoterapi, yang semuanya menekan sistem kekebalan tubuh.
Orang dengan diabetes juga lebih mungkin untuk mengembangkan kandidiasis vagina karena peningkatan kadar gula dalam tubuh menyediakan makanan bagi ragi dan mendorong berlebih nya. Orang lain yang beresiko termasuk sangat muda dan sangat tua.
Classic gejala kandidiasis vagina termasuk gatal vagina dan sebuah think cairan vagina. Untuk informasi lebih lanjut tentang gejala-gejala dan komplikasi, lihat gejala kandidiasis vagina. Membuat diagnosis kandidiasis vagina termasuk melakukan evaluasi medis yang lengkap dan pemeriksaan riwayat dan fisik, termasuk pemeriksaan panggul. Ini termasuk mengambil sampel kecil atau diambil sampel dari vagina dan / atau leher rahim dan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk mengkonfirmasi pertumbuhan berlebih dari ragi. Infeksi lain dari sistem vagina dan reproduksi, seperti klamidia dan gonore, biasanya diuji pada saat yang sama.
Ada kemungkinan bahwa diagnosis kandidiasis vagina bisa dilewatkan atau ditunda karena gejala mungkin ringan dan untuk alasan lainnya.
kandidiasis vagina dapat berhasil diobati dengan rencana perawatan yang meliputi perubahan gaya hidup dan pengobatan (Anonymous 2011)


























BAB III
METODOLOGI

A.  Waktu pelaksanaan
A. Hari/Tanggal : Rabu/ 30 November 2011
B.  Jam              : 14.30 – Selesai
C.  Tempat         : Laboratorium Biodiversity
B. Alat dan Bahan
A.    Alat
1.      Mikroskop
2.      Pisau kecil
3.      Bunsen
4.      Pipet tetes
5.      Tissue
6.      Ketembet
7.      Glass objek
8.      Deglas
9.      Tusuk gigi
B.     Bahan
1.      KOH 10%
2.      Minyak emersi
3.      Alkohol 70%
4.      Sampel kerokan kulit kepala, selangkangan, kulit panu dan vagina
C.   Prosedur Kerja
1.      Dengan menggunakan pisau kecil dan ketembat untuk mengambil sampel dengan cara mengolesi pada bagian kulit yang akan diambil sampelnya seperti pada selangkangan, kulit kepala, lipatan kulit dan vagina.
2.      Meletakkan hasil kerokan diatas glass objek, menambahkan setetes larutan KOH 10% dan memanaskan diatas api pembakar bunsen lalu diaduk dengan tusuk gigi untuk meratakan bahannya.
3.      Menutup dengan deglass dan diamati dibawah mikroskop.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yaitu :
No
Nama spesises
Gambar
Hasil Telusuran
1.
Candida obligans
Jamur pada Vagina





2.
Piedra Putih
ketombe





3.
Ephidermaphytom floccosum
Selangkangan














B.     Pembahasan
1.     Trichosporon beigelii
Dari hasil pengamatan pemeriksaan kulit kepala seorang praktikan ditemukan jamur Piedra putih (Trichosporon beigelii. Pengambilan sampel ini menggunakan ketembet pada kulit kepala yang berketombe. Dari hasil pengamatan dibawah mikroskop terdapat piedra putih. Piedra putih ialah infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon beigelii. Penyakit ini jarang ditemukan, terdapat di daerah beriklim sedang. Jamur ini dapat ditemukan di tanah, udara,dan permukaan tubuh. Jamur penyebab piedra putih ini mempunyai hifa yang tidak berwarna.
Piedra putih ialah dengan memeriksa benjolan yang ada pada rambut. Pada pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10%, tampak anyaman hifa yang padat, tidak berwarna atau berwarna putih kekuningan. Diagnosa ditegakkan atas dasar gejala kllinis dan pemeriksaan laboratorium dengan KOH dan kultur pada agar Sabauroud.
   Gejala dan patologi yang ditimbulkan oleh jamur Piedra hitam ini adalah kulit kepala menjadi sangat gatal dan timbul bercak – bercak hitam dikepala dan kulit kepala menjadi terkelupas diikuti dengan serbuk putih yang biasanya disebut dengan ketombe namun apabila semakin parah  diikuti dengan banyaknya rambut yang rontok kemudian akan menyebar diseluruh kulit kepala akibatnya kulit kepala yang terserang jamur ini tidak dapat lagi ditumbuhi oleh rambut. Selain pada rambut kepala, dapat juga menyebabkan kelainan pada rambut kumis dan rambut janggut.      Pengobatan penyakit ini yaitu dengan memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci daerah dengan rambut yang terkena setiap hari denga shampoo. Kebersihan dijaga untuk mencegah penularan. Biasanya penyakit ini dapat timbul karena adanya kontak langsung dari orang yang sudah terkena infeksi. Jamur ini bukan golongan flora normal pada manusia melainkan, jamur patogen yang dapat menyerang tubuh seseorang namun tergantung dari daya tahan tubuh dan  juga pengaruh lingkungan.

2.    Ephidermaphytom floccosum
Dari hasil pengamatan pada daerah selangkangan terlihat adanya jamur Ephidermaphytom floccosum.  koloni E. floccosum tumbuh cepat dan matur dalam 10 hari.  Di Indonesia penyakit ini cukup sering ditemukan karena memang iklim tropis dan cukup lembab memberikan suasana yang bagus untuk jamur tumbuh, selain itu pasien penulis juga memiliki badan yang gemuk dan cenderung mudah berkeringat.
Jamur Epidermophyton floccosum  merupakan jenis jamur patogen bukan dari golongan flora normal. Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada kulit hewan dan manusia terutama pada bagian selangkangan jamur ini berada pada bagian selangkangan karena pada daerah tersebut biasanya apabila suhu tubuh meningkat akan lebvih banyak menghasilkan keringat sehingga memacu pertumbuhan dari jamur ini sebab jamur ini menyukai tempat yang lembab dan tertutup dengan pH yang cukup asam biasanya pada bagian tubuh yang ditempeli jamur ini akan mengakibatkan gatal – gatal yang lama kelamaan akan memerah dan menjadi hitam biasanya diikuti dengan timbulnya kurap pada kulit.
Penyakit ini biasanya dapat timbul akibat sering berganti-ganti pakaian dengan orang lain dan juga kontak langsung. Penyebab tersering adalah akibat infeksi jamur yang mengenai kulit bagian terluar. Penyakit ini cukup umum ditemui pada orang-orang yang: Mudah berkeringat, gemuk, diabetes, Suka menggunakan pakaian ketat dan  suka menggunakan pakaian secara bergantian dengan orang lain. Hendaknya tidak menggunakan atau berbagi pakaian dengan orang lain, selain itu juga mengganti pakaian dalam setiap 8 jam sekali. Handuk yang digunakan untuk mengelap badan bagian atas dan bawah sebaiknya dipisahkan, dan setelahnya dijemur dan sesering mungkin diganti. Bila pasien memiliki faktor risiko diabetes, sebaiknya mulai dilakukan pengobatan dengan obat anti diabetes yang harus rutin. Adapun obat-obat yang biasa digunakan dalam proses pengobatan yaitu :krim anti jamur(ex:fungisol), minum obat (ex:cetirizine) dan gunakan  sabun antiseptic
  
3.    Kandidiasis Vagina
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa Gejala kandidiasis vagina termasuk gatal vagina dan sebuah think cairan vagina. Candida albican sebenaranya merupakan flora normal dalam tubuh manusia namun ia akan bersifat patogen apabila pertumbuhannya terlalu banyak (blooming) sehingga apabila konsentrasinya dalam jumlah yang banyak dapat bersifat patogen dan dapat menimbulkan penyakit. Penyelidikan lebih lanjut membuktikan bahwa sifat patogenitas tidak berhubungan dengan ditemukannya Candida albicans dalam bentuk blastospora atau hifa di dalam jaringan. Terjadinya kedua bentuk tersebut dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi, yang dapat ditunjukkan pada suatu percobaan di luar tubuh. Pada keada an yang menghambat pembentukan tunas dengan bebas, tetapi yang masih memungkinkan jamur tumbuh, maka dibentuk hifa. Kelainan jaringan yang disebabkan oleh Candida albicans dapat berupa peradangan, abses kecil atau granuloma. Pada kandidosis sistemik, alat dalam yang terbanyak terkena adalah ginjal, yang dapat hanya mengenai korteks atau korteks dan medula dengan terbentuknya abses kecil-kecil berwarna keputihan. Biasanya juga terjadi pada laki-laki dimana ujung penis dan kulitnya tampak merah.
  Membuat diagnosis kandidiasis vagina termasuk melakukan evaluasi medis yang lengkap dan pemeriksaan riwayat dan fisik, termasuk pemeriksaan panggul. Ini termasuk mengambil sampel kecil atau diambil sampel dari vagina atau leher rahim dan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk mengkonfirmasi pertumbuhan berlebih dari ragi. Infeksi lain dari sistem vagina dan reproduksi, seperti klamidia dan gonore, biasanya diuji pada saat yang sama. kandidiasis vagina dapat berhasil diobati dengan rencana perawatan yang meliputi perubahan gaya hidup dan pengobatan.

4.    Malassezia furfur
Pada percobaan kali ini dilakukan pemeriksaan kulit  untuk mengetahui adanya jamur Malassezia furfur  pada seorang praktikan yang mengidap panu. Dengan menggunakan pisau kecil dan ketembet untuk mengambil kerokan panu ditemukanlah spesies Malassezia furfur penyebab panu (pitiriasis versikolor).
Penyakit panu dalam bahasa kedokterannya disebut pitiriasis versikolor atau tinea versikolor yang disebabkan oleh jamur dalam genus Malassezia dan sebagai spesies tunggal disebut sebagai Malassezia furfur. Nama Malassezia furfur diambil dari nama penemunya Louis-Charles Malassez (dari prancis) pada akhir abad ke-19. 
Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada kulit, dibagian belakang selain itu juga dapat ditemukan pada kulit wajah manusia, jamur ini berada pada kulit karena kulit yang selalu berada dalam keadaan yang banyak menghasilkan keringat sebab jamur ini menyukai tempat yang lembab dan memiliki pH yang asam, sehingga apabila kondisi tempat jamur ini menempel sesuai dengan yang diinginkannya ia akan berkembang biak dan membentuk bercak – bercak  putih pada kulit. Dapat
                 Jamur ini bukan merupakan salah satu golongan flora normal dalam tubuh manusia. Jamur ini juga dapat menempel pada kulit akibat faktor lingkungan dan agen penyebab seperti hewan peliharaan baik itu anjing, dan kucing.
Infeksi karena jamur Malassezia furfur akan menimbulkan penyakit pitiriasis versikolor atau panu. Gejalanya berupa bercak-bercak putih, kadang kemerahan atau cokelat. Biasanya terdapat di badan tapi bisa juga menyebar ke wajah dan disertai rasa gatal bila berkeringat. Jika sudah sembuh, penyakit panu itu sering meninggalkan bercak putih yang menetap dalam beberapa bulan sebelum kembali ke kulit normal. 
Pitiriaris versikolor timbul ketika ragi Malassezia furfur yang secara normal mengkoloni kulit berubah dari bentuk yeast menjadi bentuk miselia yang patologik, kemudian menginvasi stratum korneum kulit. Beberapa kondisi dan faktor yang berperan pada patogenesis pitiriaris versikolor antara lain lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi, produksi kelenjar keringat yang berlebih.  Jamur yang ditemukan sebenarnya normal ditemukan di kulit manusia. Namun dalam keadaan tertentu, misalnya kulit berkeringat, jamur ini akan membuat kulit menjadi berubah warna.
Pengobatan dapat dilakukan secara topikal dan sistemik. Bila lesinya minimal atau terbatas, dapat diberikan secara topikal dengan golongan imidazol, misalnya ketoconazole dalam bentuk krim. Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten, karena penyakit panu sering kambuh dan untuk mencegah serangan ulang
























BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan praktikum ini yaitu :
1.          Piedra putih ialah infeksi jamur pada rambut yang disebabkan oleh Trichosporon beigelii. Adapun pengobatan penyakit piedra yaitu dengan memotong rambut yang terkena infeksi atau mencuci daerah dengan rambut yang terkena setiap hari denga shampoo.
2.          Jamur Epidermophyton floccosum  merupakan jenis jamur patogen bukan dari golongan flora normal. Tempat hidup atau habitat dari jamur ini adalah pada kulit hewan dan manusia terutama pada bagian selangkangan jamur ini berada pada bagian selangkangan.
3.          kandidiasis vagina disebabkan oleh mikroorganisme jamur yang disebut Candida albicans. kandidiasis vagina juga dapat disebut thrush vagina, kandidiasis vagina dapat berhasil diobati dengan rencana perawatan yang meliputi perubahan gaya hidup dan pengobatan.
4.           Infeksi karena jamur Malassezia furfur akan menimbulkan penyakit pitiriasis versikolor atau panu.
5.          Beberapa kondisi dan faktor yang berperan pada patogenesis pitiriaris versikolor antara lain lingkungan dengan suhu dan kelembaban tinggi, produksi kelenjar keringat yang berlebih.

B.     Saran
Adapun saran yang dapat saya ajukan yaitu, sebaiknya untuk praktikum selanjutnya kekompakan praktikan sangat diharapkan.




Daftar Pustaka

Budimulja, U., 2005, Mikosis, dalam Djuanda, A., Hamzah, M. dan Aisah, S. (eds), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 4th ed, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta : 89 – 105.

Daili, E.S.S., Menaldi S.L. dan Wisnu, I.M., 2005, Penyakit Kulit Yang Umum Di Indonesia Sebuah Panduan Bergambar, PT Medical Multimedia Indonesia, Jakarta : 27 – 37.

Jawetz, 1995, Mikrobiologi Kedokteran, 611, EGC, Jakarta

Kurniyanta, 2002, Panu Bisa Serang Siapa Saja, http://www.bali-travelnews.com, diakses tanggal 13 April 2008

1 komentar:

  1. Menarikkkk........ jadiii bahannnn tambahan praktikumm mikologiii saya niii!!!

    kunjungi my blog.. Lacunata.blogspot.com

    BalasHapus