Dapatkan Keuntungan Halal

Jumat, 03 Agustus 2012

 Ramadhan Tersayang


Jika ada seorang tamu yang kamu cintai dan rindukan, memberitahu bahwa ia akan datang, bagaimanakah perasaan Kamu dan apa yang akan Kamu lakukan? Tidak diragukan lagi, pasti Kamu akan senang dan berbahagia, kemudian Kamu akan bersiap-siap menyambut kunjungan itu dan sedapat mungkin kamu akan merapikan diri, membersihkan rumah dan menyiapkan acara-acara yang menarik dalam rangka kunjungan itu.
Saudariku, bagaimana jika tamu itu bukan saja Kamu cintai, akan tetapi juga dicintai Allah, Rasul-Nya dan seluruh kaum muslimin? Bagaimana jika tamu ini selama tinggal bersama kita siang dan malamnya membawa kebaikan dan keberkahan? Tamu yang dimaksud itu tidak lain adalah Ramadhan, bulan yang mulia, bulan Al-Qur’an, bulan shiyam (puasa), bulan bertahajjud dan qiyamullail, bulan kesabaran dan takwa, bulan kasih sayang, ampunan dan terbebasnya hamba dan api neraka, bulan yang terdapat di dalamnya suatu malam yang lebih baik dan seribu bulan, bulan di mana syetan dibelenggu, pintu neraka ditutup dan pintu syurga dibuka, bulan yang berlimpah pahala dan sedikit kemaksiatan. Semoga Allah melimpahkan karunia-Nya kepada kita dan tidak berpisah dengan bulan itu kecuali ia telah menyucikan ruh dan jiwanya.
Allah Ta'ala berfirman, artinya: “Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu” (Asy-Syams: 9).
Kaum salaf (pendahulu) umat ini telah memahami betapa tinggi nilai tamu tersebut. Oleh karena itu, diriwayatkan bahwa mereka berdo’a memohon kepada Allah agar mereka dipertemukan kembali dengan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya, dan apabila mereka mengakhirinya mereka pun -karena perpisahan itu- menangis dan berdo’a kepada Allah agar amal mereka pada bulan-­bulan yang lain diterima, demikian seperti dinukil Ibnu Rajab rahimahullah.

Ramadhan Full Days untuk Remaja
Puasa adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbitnya fajar kedua (shadiq) hingga tenbenamnya matahari dengan sengaja (niat). Bagi sebagian remaja puasa merupakan hal yang berat dan beban berat untuk dijalani, mereka hanya berpuasa pada awal dan bulan Ramadhan. Subhanallah, betapa ruginya, padahal begitu besar keutamaan bulan ramadhan. Mereka menghabiskan waktu untuk tidur dan berkumpul dengan teman-temannya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Bahkan lebih parahnya lagi, mereka menghabiskan waktu puasa untuk ‘ngedate’ (kencan), na’udzubillah. Tapi ini benar-benar terjadi dengan remaja kita saat ini. Nah, untuk membentengi diri kita dari sia-sianya puasa kita dibulan yang suci ini, maka kita akan sedikit membahas beberapa hal yang harus kita perhatikan dan lakukan agar puasa kita lebih bermakna dan kita dapat mencapai kesempurnaan puasa.

1.    Menahan Memandang
Maksudnya adalah menahan mata dari sesuatu yang dilarang dan diharamkan. Sebagai contoh melihat sesuatu yang tidak benar, aurat, seseorang yang bukan mahramnya. Allah subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan memandangnya dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang mereka perbuat.” (QS. An-Nur : 30)
Memandang disini berarti sangat luas maknanya. Bisa melihat secara langsung, bisa melihat melalui berbagai media, baik yang cetak maupun elektronik. Semua masuk dalam kategori ini.
Ingat lho, dalam suatu ayat Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra (17) : 36)
Jadi, kita harus berhati-hati ya… dalam mengatur pandangan kita, sebab memandang mata yang tidak benar mendapat balasan tersendiri di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Kamu nggak mau kan…

2.   Menjaga Pendengaran
Artinya, kita harus menjaganya dari segala hal yang diharamkan atau yang dibenci, karena manusia akan ditanya tentang pendengarannya seperti dalam firman Allah di atas. Seperti orang yang mengucapkan perkataan buruk dan orang yang mendengarkannya, maka keduanya telah berserikat di dalam perbuatan dosa, atau sama-sama berdosa. Atau dengar-dengar gosip tetangga, nyanyian dan musik, dll…

3.    Menjaga Lisan
Menjaga lisan berarti memeliharanya dari segala ucapan yang buruk dan keji, dari memfitnah dan sebagainya. Maka bagi seseorang yang berpuasa harus meninggalkan ucapan dusta, ghibah (ngegosip), namimah (adu domba), bertengkar, mencaci maki dan mencela orang lain.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,”Barangsiapa yang tidak mau meninggalkan ucapan buruk dan melakukannya, maka Allah Subhanahu Wa Ta’ala tak butuh akan rasa haus dan laparnya (puasanya).” (HR. Al-Bukhari)
Sebaliknya, kita harus memilih diam atau menyibukkan diri dengan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seperti membaca Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berdoa, beristighfar, dan amar ma’ruf nahi munkar.

4.  Menjaga Perut
Maksudnya adalah jangan sampai memasukkan sesuatu yang haram ke dalam perut, baik berupa makanan atau minuman. Di dalam hadits disebutkan,
“Tidak masuk surga daging yang tumbuh dari suht (penghasilan yang haram).” (HR. Ibnu Hibban)
Seorang muslim yang sedang berpuasa, menahan diri dari yang halal, maka selayaknya ia menahan diri dari yang haram yang dapat mencelakakan dirinya sendiri. Seorang muslim jangan sampai menipu dalam berinteraksi dengan orang lain (mu’amalah), atau menjual dagangannya dengan sumpah palsu. Demikian pula hendaklah kita jangan mengambil penghasilan dari segala yang berbau riba dan kecurangan. Yang jelas semua sumber makanan dan minuman kita harus jelas dan halal.

5.   Menjaga Kemaluan
Kemaluan adalah sesuatu yang harus dijaga. Kebanyakan perbuatan dosa yang dilakukan keturunan Adam adalah karena dua lubang; kemaluan dan lisan. Terlebih dalam bulan puasa, siapa saja yang rentan terhadap dorongan syahwatharus pkamui-pkamui menjaga dan memenejnya secara benar.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda,
“Siapa yang dapat menjamin untukku apa yang ada di antara dua janggutnya (lisan) dan apa yang ada di antara du kakinya (kemaluan) maka aku menjamin untuknya surga.” (HR. Al-Bukhari)

6.  Menjaga Tangan dan Kaki
Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan tangan dan kaki serta anggota tubuh lain manusia hanya demi kebaikan. Jadi, jangan sampai tangan dan kaki yang kita miliki digunakan untuk sesuatu yang  dilarang dalam agama (seperti perbuatan iseng, memukuli orang, mencuri, dan lain sebagainya). Demikian pula dengan kaki kita, jangan pernah sekalipun kita gunakan untuk melangkah menuju tempat haram dan hal yang berbau maksiat.

Semua perbuatan dan adab yang dipaparkan di atas hendaknya senantiasa dijaga oleh setiap muslim kapan saja dan dimana saja, bukan terbatas hanya ketika berpuasa. Adapun dalam puasa, maka hal itu sangat ditekankan untuk dilakukan. Sebab, apabila ditinggalkan dapat merusak dan melenyapkan pahala orang yang sedang berpuasa.
Ternyata saudara, puasa tidak hanya meninggalkan makan dan minum, tapi ada hal lain yang tak kalah penting harus kita perhatikan agar puasa kita benar-benar full-day plus sempurna.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala senantiasa menjaga kita dan menjadikan kita orang-orang yang dapat memasuki bulan ramadhan dan melewatinya dengan penuh keberkahan, dan semakin baik keimanan kita setelah bulan ramadhan tahun ini, amin…

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS. Al-Baqarah (2) : 183)

Dalam sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam dari Rabb-nya, “Setiap amal (perbuatan) anak Adam adalah untuknya, kecuali puasa, puasa itu adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam surga terdapat pintu yang disebut Ar-Rayyan. Akan masuk darinya orang-orang yang berpuasa pada hari kiamat, tidak akan masuk darinya seorang pun selain mereka. Maka jika mereka telah masuk, pintu tersebut ditutup dan tidak ada yang bisa masuk dari pintu tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar